Memendam emosi memang bukan hal yang baik. Selain berimbas negatif untuk kesehatan mental, memendam emosi ternyata juga bisa berbahaya untuk kesehatan fisik. Peneliti mengungkap bahwa orang yang sering memendam emosi dalam waktu yang lama berisiko mati muda tiga kali lipat lebih tinggi.
Penelitian di Harvard School of Public Health menunjukkan bahwa risiko kematian prematur meningkat 35 persen pada orang yang sering memendam emosi dan perasaannya. Hal ini berbeda dengan orang yang lebih sering mengungkap kekecewaan atau menyalurkan emosi dengan cara lain, tak hanya memendamnya.
Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa orang yang sering memendam emosi memiliki risiko terkena penyakit jantung 47 persen lebih tinggi dan terkena kanker 70 persen lebih tinggi. Penemuan ini membuat peneliti menampik anggapan bahwa memendam emosi dan tak mengungkapkannya hanya berdampak kecil.
Hasil tersebut didapatkan peneliti setelah mengamati 796 pria dan wanita dengan rata-rata usia 44 tahun. Salah satu bagian survei menunjukkan sesering apa partisipan menahan emosi mereka. Survei ini diulangi 12 tahun kemudian, dan diketahui 111 partisipan telah meninggal akibat penyakit jantung dan kanker, seperti dilansir oleh Daily Mail.
Meski begitu, belum jelas bagaimana menahan emosi bisa berkaitan dengan kematian dan peningkatan risiko kanker serta penyakit jantung. Salah satu teori yang dikemukakan peneliti adalah karena menahan emosi dan perasaan negatif bisa mengganggu keseimbangan hormon pada tubuh yang berimbas pada kerusakan sel dan kanker.
Selain itu, peneliti juga menjelaskan bahwa kebiasaan buruk seperti merokok dan minum alkohol bisa jadi dilakukan oleh orang yang memendam emosi mereka ketika tak menemukan cara lain untuk menyalurkannya. Penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk memperjelas kaitan antara memendam emosi dengan tingginya risiko kematian dan kanker.
Sumber: Merdeka
Posting Komentar